Senin, 22 Maret 2010

filosofi skinhead menurutku..

skinhead itu adalah sebuah pilihan, banyak orang mengatakan "way of life", saya sependapat dengan mereka. mungkin kah aku seorang trendy wankers hanya karena aku tidak memiliki sebuah band ska atau Oi!..??? ataukah karena aku tidak memiliki tatto bertuliskan PRIDE??

aku seorang skinhead, aku tidak pernah peduli apa yang orang katakan tentang aku???
mereka mau bilang aku wankers, itu terserah mereka, bagaimanapun juga aku tetap seorang skinhead dan aku bangga hidup sebagaimana yang aku jalani. selagi aku tidak merugikan mereka, selagi aku tidak mengambil apa-apa dari mereka, aku akan tetap jalani hidupku sesuai pilihanku(i dont care what u say, fuck u)

aku mengerti kultus ini, aku tahu apa yang mereka nyanyikan, dan aku jalani ini. itu jauh lebih baik dari yang mereka tahu tetapi tidak menjalani kultus ini sendiri.

jadi, lakukanlah apa yang terbaik menurut mu, selagi itu tidak merugikan orang lain. LAKUKANLAH..!!!

Minggu, 14 Maret 2010

Tulisan Pertama Tentang Sejarah Skinhead

Mungkin teman-temanku, orang-orang terdekatku, teman-teman kampusku, dan semua yang selalu bertanya-tanya, "hei.. mengapa rambutmu selalu botak, apakah kau tidak ingin terlihat tampan seperti kami???","dan mengapa setelanmu seperti pemuda dulu???"

Disini saya akan menjelaskan kepada kalian yang mungkin sebelumnya tidak tahu apa-apa tentang diriku!! (what fuck!!)

Skinhead merupakan subkultur yang bermula di Inggris pada era ‘60-an, ketika Mods sedang mengharubiru kaum muda Inggris. Mods yang pada awalnya didominasi kaum muda yang berasal dari kalangan menengah ke atas kemudian mewabah dan menyentuh setiap kalangan. Tidak terkecuali kalangan pekerja alias working class. Para pemuda dari kalangan tersebut meskipun harus bekerja keras tiap hari, sebagian malah sebagai buruh kasar atau buruh pelabuhan, namun tetap memiliki cita rasa tinggi dalam memilih life style tertentu. Mereka berusaha mengadaptasi life style yang berkembang dengan pola hidup, selera serta kemampuan dompet.

Maka pada sekitar tahun 1965, dalam dunia Mods dikenal pula istilah Smooth Mods (Peacock Mods) yang terdiri dari kalangan menengah stylish dengan pilihan kostum yang mahal serta Hard Mods (lemonheads, gang mods) yang terdiri dari kaum pekerja dan merupakan cikal bakal dari Skinheads.

Hard mods kemudian baru dikenal sebagai kaum Skinheads sekitar tahun 1968. Generasi pelopor Skinheads tersebut biasanya disebut Trads (Traditional Skinheads) atau Trojan Skinheads, sesuai dengan nama label Trojan Records.




What is Mod??
Mod adalah satu fenomena sosial yang kompleks yang terjadi di Inggris pada tahun 60an (dimulai akhir tahun 50an). Dimana para pemuda di London yang saat itu berada pada kondisi ekonomi yang kurang baik, tetapi mereka tetap ingin mempertahankan kesempurnaan dari gaya personal mereka. Mereka terobsesi dengan American rhythm and blues dan Italian motor scooters. Puncak kejayaan era mod ini terjadi dari tahun 1962 sampai akhir tahun 70an dan menyebar luas ke seluruh dunia. Mod yang sudah menjadi salah satu lifestyle sudah pasti mencakupi semua hal dari musik sampai fashionnya. Seiring meluasnya lifestyle ini di London sampai daerah utara Inggris, ciri khas para modernist ini semakin kelihatan. Mereka mengendarai scooters, cara berpakaian yang original dan bervariasi (dengan konsep D.I.Y >> Do It Yourself, karena saat itu perekonomian sangat sulit tapi keinginan untuk tetap gaya masih sangat kuat jadi mereka membuat baju mereka sendiri dan dari sinilah muncul fenomena baru lagi, yaitu era butik.). Pusat fashion mod yang paling terkenal dan masih eksis sampai sekarang yaitu Carnaby street dan King’s Road. Dimana terdapat butik-butik yang fashionnya sangat mod sekali. Yeah, I really wanna go there.. Hahaha…
Interpretasi baru dari Mod fashion ini sering disebut media dengan “Swinging London”. Sampai sekarang saya masih suka sekali dengan gaya Mod fashion tersebut. Really love it to the bones..!

Mod sendiri juga mengalami metamorfosa perubahan era, dari “Modernists”(late 50s) menjadi “Mods”(60s) menjadi “Mod Revivalists”(70s) dan terakhir adalah “New Mods”(late 80s to the 90s). Tidak lupa juga di era-era itu selain ada para Modster, ada juga gang lain yang juga sangat mempengaruhi fashion yaitu Rockers. Dan akhirnya lahir lagi “Mockers” yaitu mereka yang menggabungkan unsur Mod dan Rockers style. Para Mods biasanya berasal dari London, dan para Rockers dating dari kota-kota di utara.

Musik

Karena Skinhead sendiri pada dasarnya adalah suatu subkultur bukannya sebuah genre atau aliran musik, pilihan musiknya pun bisa beragam.

Yang pertama tentunya adalah roots mereka yang berasal dari Mods, para Trads pun pada awalnya sangat terpengaruh musik R&B ala Inggris seperti The Who, The Kinks, dan lain sebagainya. Namun, mereka juga terinspirasi oleh style ala Jamaican Rude Boy yang juga populer di Inggris pada zaman itu. Rude Boy atau Rudy merupakan sebutan untuk para imigran Jamaika yang berkulit hitam pencinta dansa dan musik asal mereka.

Hasilnya, para Trads pun sangat menggemari musik Ska, Reggae, Rocksteady, Soul, dan lain sebagainya. Sehingga terkadang seorang Skinhead pun ikut menikmati alunan dari seorang penyanyi soul seperti Aretha Franklin misalnya.

Namun dengan seiring dengan berjalannya waktu musik-musik Oi! seperti cockney rejects juga menjadi salah satu pilihan utama musik para skinhead atau yang kita sebut bootbois. Di Indonesia sendiri contohnya saja Begundal Lowokwaru, Rentenir, Anti Squad dan banyak band-band oi! dari tanah air lainya.

Dari roots tersebut dapat ditelusuri bahwa pada dasarnya Skinhead sama sekali tidak identik dengan rasis. Sebagaimana pendapat awam pada umumnya. Karena mereka pun menikmati kultur dari masyarakat kulit hitam. Bahkan, banyak juga Skinhead yang berkulit hitam dan berwarna kulit lainnya.

Rasisme

Mereka mendapat cap rasis pertama kali ketika beberapa Skinhead terlibat clash beberapa kali dengan imigran Pakistan dan imigran dari Asia Selatan (mereka menyebutnya Paki-Bashing) di Inggris pada era ’60-an. Tindak kekerasan (yang tidak bisa dibenarkan biar bagaimanapun) tersebut dipicu oleh masalah pekerjaan. Para Skinhead yang merupakan kaum pekerja merasa lahan pekerjaan mereka semakin sempit. Mereka terdesak oleh kedatangan imigran yang bersedia dibayar lebih rendah. Label rasis kemudian semakin melekat, salah satunya setelah beberapa Skinhead tergabung dan dihubungkan dalam organisasi white power, National Front yang terbentuk di awal ’70-an. Militansi dan karakter Skinhead yang keras khas kaum pekerja sempat membuat mereka dijadikan alat maupun berbagai kepentingan politik. Termasuk dihubungkan dengan paham Neo Nazi. Meskipun sejarah maupun kenyataan yang ada bisa menunjukkan fakta yang berbeda.

Sama dengan nasib Mods leluhurnya, pamor Skinhead sempat meredup di era ’70-an, setelah sebelumnya mencapai puncak popularitas mereka pada tahun 1969.

Mereka kemudian bangkit kembali, bersamaan dengan kelahiran musik punk pada sekitar tahun 1977


Pakaian

Kaum Trads ini mudah dikenali dari setelan seperti shirt button-up Ben Sherman, polo Fred Perry, Bretel/suspender, celana jeans semi ketat, monkey boots, jaket jeans, jaket Harrington, V neck Sweater dls. Serta yang terpenting adalah potongan rambut yang pendek, berbeda dengan gaya rambut mods pada umumnya. Pilihan akan jenis rambut yang pendek ini lebih disebabkan alasan kepraktisan. Terutama karena sebagian besar lapangan pekerjaan yang tersedia tidak membolehkan pekerja berambut gondrong apalagi bergaya acak tidak beraturan. Selain itu, potongan rambut pendek dianggap sebagai keuntungan sewaktu harus menghadapi kehidupan jalanan yang keras ketika itu. Ada pula yang berpendapat bahwa pilihan berambut pendek merupakan counter terhadap life style kaum hippie yang dianggap mewah dan juga sedang berkembang pada masa tersebut. Lebih jauh lagi, suatu kisah menceritakan bahwa pilihan tersebut berasal dari kaum pekerja pelabuhan, seperti di kota Liverpool, yang memotong pendek rambut mereka untuk menghindari kutu yang banyak terdapat di sekitar pelabuhan.